Kita telah mempelajari bahwa dalam sosiologi terdapat berbagai macam spesialisasi atau cabang-cabang ilmu. Namun demikian, setidaknya ada beberapa ide atau konsep mendasar yang disepakati oleh hampir semua sosiolog tentang objek sosiologi. Ide atau konsep mendasar itu adalah sebagai berikut.
1. Masyarakat dan social setting lainnya seperti nilai dan norma sosial adalah hasil karya atau produk manusia. Dalam buku The Social Construction of Reality, Peter L. Berger dan Thomas Luckman mengungkapkan bahwa masyarakat sebagai kenyataan objektif adalah produk manusia. Manusia dengan segala dinamikanya adalah pembentuk masyarakat itu sendiri. Dengan kata lain, masyarakat di mana manusia-manusia berada, nilai, dan aturan-aturan sosial yang menuntun mereka semuanya adalah produk dan buatan manusia.
Sebagai gambaran tentang konsep ini, Arief Budiman memberikan contoh sebagai berikut. Pada zaman dulu, dalam masyarakat kita terdapat larangan menggunting kuku di malam hari karena dianggap tabu. Larangan ini adalah buatan manusia-manusia zaman itu. Ketika itu, masyarakat belum memiliki penerangan yang memadai. Untuk menghindari kecelakaan akibat menggunting kuku dalam keadaan penerangan yang tidak cukup, manusia-manusia menciptakan larangan itu disertai dengan "cap" tabu. Larangan ini tentu tidak sesuai untuk manusia zaman sekarang. Manusia pun tidak menggunakan lagi norma tersebut.
Contoh lain, di Amerika Serikat, pada pertengahan abad ke-19, hak asuh anak pada keluarga yang bercerai diberikan kepada sang suami. Hal ini didasarkan pada kepercayaan bahwa anak adalah milik keluarga pria (suami). Namun pada pertengahan tahun 1800-an, terjadi perubahan di mana hak asuh anak yang masih menyusui diberikan kepada sang istri sampai anak tersebut sudah cukup mandiri untuk diserahkan kepada sang suami. Hal ini didasarkan pada argumen bahwa anak-anak tersebut masih sangat membutuhkan ibunya. Pada perkembangan selanjutnya, terjadi pergeseran di mana sang istri diberi hak asuh penuh terhadap anak karena anak dianggap lebih baik diasuh oleh ibu daripada ayahnya. Namun, dalam dua dekade terakhir, argumen ini mulai dipertanyakan. Berbagai orang mulai mempertimbangkan untuk membagi hak asuh anak antara suami dan istri. Pertimbangan ini kemudian mempengaruhi keputusan para hakim. Dalam banyak kasus, para hakim memutuskan untuk memberikan hak asuh anak baik kepada sang suami maupun sang istri.
Dari contoh di atas terlihat bahwa segala perubahan yang terjadi dalam masyarakat adalah karena aktivitas manusia. Sosiologi menaruh perhatian pada usaha-usaha individu baik dahulu maupun sekarang dalam mendukung atau mengubah masyarakatnya.
2. Masyarakat mempengaruhi dan membentuk perilaku manusia. Bagi Berger, manusia sebagai pencipta masyarakat adalah kenyataan objektif dan masyarakat akan mempengaruhi kembali manusia yang menciptakannya. Proses ini berlangsung dalam tiga proses, yakni eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi. Coba perhatikan diri kita sejak bayi hingga sekarang. Ketika lahir, kita hanya memiliki sejumlah tindakan atau gerak refleks. Lama kelamaan, karakter kita mulai dibentuk oleh sejumlah agen sosial. Orangtua sebagai agen sosial keluarga dan masyarakat mulai mengajari sejumlah tindakan, nilai, dan keterampilan dasar untuk hidup seperti cara makan, bicara, dan berbagai tradisi masyarakat lainnya. Ketika usia sekolah, kita mulai mendapat pengaruh dari para guru dalam hal membaca, menulis, serta berbagai standar perilaku dan sikap. Selanjutnya, kita juga banyak dipengaruhi oleh teman, kolega, masyarakat sekitar, media massa seperti koran, televisi, dan sebagainya.
Contoh yang paling nyata bagaimana pengaruh masyarakat terhadap perilaku seseorang adalah dalam hal pakaian dan model rambut. Sadar atau tidak, model pakaian dan rambut kita sangat dipengaruhi oleh masyarakat. Coba telusuri model pakaian dan rambut masyarakat Indonesia sejak zaman dahulu hingga sekarang! Terlihat bahwa manusia diubah oleh masyarakatnya. Perubahan itu tidak terbatas hanya pada pakaian atau model rambut saja, tetapi juga mencakup sikap, kepercayaan, perilaku hidup, moralitas, politik, agama, maupun pekerjaan. Ketika memasuki babak baru kehidupan, ketika memasuki tingkat pendidikan yang lebih tinggi, ketika masuk pekerjaan baru, komunitas baru, kita terus diubah dan dibentuk masyarakat.
No comments:
Post a Comment