Konjungsi antarkalimat menghubungkan satu kalimat dengan kalimat yang lain. Karena itu, konjungsi macam itu selalu memulai suatu kalimat yang baru dan tentu saja huruf pertamanya ditulis dengan huruf kapital. Berikut adalah contoh konjungsi antar kalimat:
1. menyatakan kesediaan untuk melakukan sesuatu yang berbeda ataupun bertentangan dengan yang dinyatakan pada kalimat sebelumnya, seperti: biarpun demikian/begitu, sekalipun demikian/begitu, sungguhpun demikian/begitu, walaupun, demikian/begitu. Contoh: Kami tidak sependapat dengan dia. Biarpun begitu, kami tidak akan menghalanginya.
2. menyatakan kelanjutan dari peristiwa atau keadaan pada kalimat sebelumnya, seperti: meskipun demikian/begitu, kemudian, sesudah itu, selanjutnya. Contoh: Mereka berbelanja ke Glodok. Sesudah itu, mereka pergi ke saudaranya di Ancol.
3. menyatakan adanya hal, peristiwa, atau keadaan lain di luar dari yang telah dinyatakan sebelumnya, seperti: tambahan pula, lagi pula, selain itu. Contoh: Pak Darta terkena penyakit kencing manis. Selain itu, dia juga mengidap tekanan darah tinggi.
4. mengacu ke kebalikan dari yang dinyatakan sebelumnya, seperti: sebaliknya. Contoh: Penjahat itu tidak mengindahkan tembakan peringatan. Sebaliknya, dia melawan polisi dengan belati.
5. menyatakan keadaan yang sebenarnya, seperti: sesungguhnya, bahwasanya. Contoh: Masalah yang dihadapinya memang gawat. Sesungguhnya, masalah itu sudah diramalkannya sebelumnya.
6. menguatkan keadaan yang dinyatakan sebelumnya, seperti: malah(an), bahkan. Contoh: Pak Amir sudah tahu tentang itu. Bahkan, dia sudah mulai menanganinya.
7. menyatakan pertentangan dengan keadaan sebelumnya, seperti: (akan) tetapi, namun. Contoh: Keadaan memang sudah mulai aman. Akan tetapi, kita harus tetap waspada.
8. Menyatakan keeksklusifan dari hal yang dinyatakan sebelumnya, seperti: kecuali
9. Menyatakan konsekuensi, seperti: dengan demikian.
10. Menyatakan akibat, seperti: oleh karena itu, oleh sebab itu.
11. Menyatakan kejadian yang mendahului hal yang dinyatakan sebelumnya, seperti: sebelum itu.
Perlu kamu pahami bahwa paragraf argumentasi selalu dilengkapi dengan kesimpulan. Kalimat kesimpulan ditulis pada akhir paragraf. Biasanya ditandai dengan penggunaan kata penghubung (konjungsi) antarkalimat penanda kesimpulan, misalnya: oleh karena itu, dengan demikian, oleh sebab itu. Berikut ini adalah contoh penggunaan kata penghubung penanda kesimpulan tersebut dalam paragraf argumentasi:
Udara di pedesaan dan pegunungan terasa sejuk, segar, dan bersih. Udara sehat itulah yang layak kita hirup setiap hari. Udara bersih itu kini menjadi idaman bagi orang-orang yang terpaksa tinggal di kota besar, kota industri dengan cerobong-cerobong asap gas buang tinggi menjulang. Kota yang padat lalu-lintas disertai kemacetan, tiada lagi pepohonan rindang, bahkan dipenuhi tembok beton. Oleh karena itu, tidak mengherankan bila mereka sangat menginginkan untuk tetap tinggal di desa.
No comments:
Post a Comment