Anda telah mengetahui tahap-tahap persiapan analisis adalah editing, kemudian pengkodean (coding). Apa langkah selanjutnya? Langkah selanjutnya adalah mengorganisasikan (mengelompokkan) data. Berikut ini akan dijelaskan cara mengorganisasikan (mengelompokkan) data secara terperinci.
Setelah pengkodean, langkah selanjutnya adalah pengorganisasian data. Data-data yang telah diberi kode, kemudian dimasukkan dalam tabel pengolahan, baik berupa tabel frekuensi maupun tabel silang. Dengan demikian, data dari lapangan akan tampak lebih sederhana, ringkas, dan mudah dipahami. Tahap ini sering juga disebut sebagai tahap pemaksaan terhadap data untuk bisa berbicara.
Dengan melakukan kegiatan pengorganisasian data, peneliti akan memperoleh keuntungan-keuntungan sebagai berikut.
1. Menghemat ruang, mengurangi penjelasan, dan pernyataan-pernyataan deskriptif menjadi seminimal mungkin.
2. Bisa lebih menampilkan relasi dari proses-proses penelitian.
3. Data yang ditabulasikan itu bisa lebih mudah diingat daripada data yang tidak ditabulasikan.
4. Pengaturan secara tabuler ini mempermudah penjumlahan dari item-itemnya dan mempermudah menemukan kesalahan-kesalahan.
5. Tabel akan memberikan basis yang mudah untuk mengadakan perhitungan.
Prosedur Pembuatan Tabel
Prosedur atau peraturan pembuatan tabel tidak semuanya terstandardisasikan. Akan tetapi, beberapa aturan umum yang biasa dipakai adalah sebagai berikut.
1. Setiap tabel pada bagian atas diberi titel atau nama. Ditulis secara jelas dan singkat mengenai isi tabel, mudah dimengerti, bisa menjawab apa, di mana, kapan peristiwa yang dilaporkan. Sifatnya akurat, cermat, sederhana, logis, dan jelas.
2. Setiap tabel diberi nomor untuk mempermudah mengadakan referensi. Nomornya bisa ditulis dengan huruf Romawi atau huruf Latin dan diletakkan pada bagian atas atau samping kiri titel (judul), pada baris pertama.
3. Diberi keterangan pada bagian bawah (onderschrift). Tanda plus atau minus, kolom-kolom dan baris, harus singkat dan jelas.
4. Footnote (catatan kaki) penjelasan mengenai tabel dan sumber informasi diletakkan di bawah tabel.
5. Kolom yang satu dengan lainnya biasanya dibatasi dengan garis untuk lebih menjelaskan relasi dari datanya. Kadang-kadang kolom-kolom diberi nomor guna memudahkan referensi. Kolom yang akan dikomparasikan diletakkan bersebelahan.
6. Gejala atau item campuran dan item penyimpangan pada umumnya diletakkan pada baris terakhir dari tabel.
7. Hendaknya disingkirkan kata dan istilah-istilah kependekan (singkatan).
8. Penjumlahan secara total bisa dicantumkan di bagian samping atau pada bagian sebelah bawah. Hendaknya diingat bahwa tabel yang terpenting atau sangat menonjol adalah bagian sebelah kiri sudut atas.
9. Pengaturan kategori-kategori bisa secara kronologis, alfabet, atau menurut besaran tertentu. Seri-seri kronologis itu bisa dibuat dari bagian atas ke bawah atau dari bagian bawah ke atas atau dari kiri ke kanan, dan sebaliknya.
Jenis Tabel Pengorganisasian Data
Terdapat dua jenis tabel untuk mengorganisasi data agar mudah dibaca dan ditafsir.
Tabel frekuensi
Untuk mengetahui besarnya frekuensi data pada masing-masing kategori, perlu dilakukan perhitungan dengan menempatkan kode jawaban yang sama pada kategori tabel yang sesuai. Cara yang paling mudah adalah dengan cara talli. Kode yang sama dimasukkan pada kategori yang sama dengan cara mencoretkan sebuah tanda pada kolom yang telah disediakan untuk kategori tertentu.
Tabel silang atau tabulasi silang
Tabel silang atau tabulasi silang dibuat dengan cara memecahkan setiap satuan data dari setiap kategori menjadi dua atau lebih subsatuan. Pemecahan data demikian dilakukan dengan suatu kriteria yang baru.
No comments:
Post a Comment