Monday, March 21, 2016

Penggunaan Klausa dalam Wacana

Wacana yang sering kita baca tersusun atas frasa, klausa, dan kalimat. Di dalamnya terdapat kunci-kunci informasi yang harus kita cermati. Ketiganya kadang-kadang tampak sama, namun sebenarnya mempunyai perbedaan mendasar. Pada bagian ini, kita akan mempelajari klausa dan penggunaannya dalam wacana. Klausa adalah gabungan kata (konstruksi) yang membentuk hubungan fungsional seperti kalimat (minimal punya subjek dan predikat) tetapi tidak bisa berdiri sendiri. Kehadiran klausa hanya menjadi bagian dari konstruksi yang lebih besar yaitu kalimat. Dalam kalimat majemuk bertingkat, klausa berfungsi sebagai perluasan atau sering disebut sebagai klausa bawahan. Klausa bawahan dapat dikelompokkan sebagai berikut.

1) Klausa bawahan keterangan sebab; ditandai dengan penggunaan kata penghubung harena atau sebab. Contoh:
a) Saya harus segera berangkat karena ujian segera dimulai.
b) Polan tidak bisa menyerahkan tugas hari ini sebab bukunya ketinggalan di sekolah kemarin.

2) Klausa bawahan keterangan pengandaian; ditandai dengan penggunaan kata penghubung andaikata, seandainya, atau jika. Contoh:
a) Jika transparansi ditegakkan, masyarakat bisa membantu BPPN dalam menghadapi debitur yang tidak kooperatif.
b) Seandainya semua pengguna jalan selalu tertib, jumlah kasus kecelakaan bisa ditekan sampai angka paling rendah.

3) Klausa bawahan keterangan tujuan; ditandai dengan penggunaan kata penghubung agar, supaya, atau biar. Contoh:
a) Semua siswa harus belajar giat agar dapat mengerjakan soal ujian.
b) Burhan selalu bekerja keras supaya kebutuhan seluruh keluarganya terpenuhi.

4) Klausa bawahan keterangan pertentangan; ditandai dengan penggunaan kata penghubung meskipun, walaupun, atau sekalipun. Contoh :
a) Walaupun semua saudaranya menentang, Husni tetap akan berangkat ke negeri Jiran.
b) Meskipun penghasilannya sudah tinggi, ia tetap bekerja keras.

5) Klausa bawahan keterangan waktu; ditandai dengan penggunaan kata penghubung sesudah, sebelum, tatkala, ketika, atau pada saat. Contoh:
a) Ketika kami sedang membicarakan penyakitnya, Rina datang menghampiri.
b) Paman segera berangkat ke Jakarta sebelum pertengkaran adik bertambah serius.

6) Klausa bawahan keterangan perbandingan; ditandai dengan penggunaan kata penghubung seperti, laksana, bagai, atau umpama. Contoh:
a) Pertengkaran itu semakin melebar melibatkan semua penduduk kampung bagai api terkena minyak, pertengkaran itu semakin melebar melibatkan semua penduduk kampung.
b) Adik minta dibelikan boneka seperti boneka Nina yang dibeli di pasar malam.

7) Klausa bawahan keterangan penjelas; ditandai dengan penggunaan kata penghubung bahwa. Contoh:
a) Polisi belum bisa memastikan bahwa Parmin adalah pelaku utamanya.
b) Semua orang menyadari bahwa kesehatan lebih penting dibanding kebutuhan lain.

No comments:

Post a Comment