Tuesday, March 22, 2016

Mendapatkan data melalui wawancara

Untuk mendapatkan data melalui wawancara, perlu persiapan yang matang karena mungkin kita perlu mengeksplorasi jawaban-jawaban yang diharapkan dari responden. Pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan sewaktu wawancara harus sudah dipersiapkan dengan matang. Sikap ketika datang, keramahan, kesabaran, dan keseluruhan penampilan peneliti akan sangat berpengaruh terhadap isi jawaban responden. Dalam melakukan wawancara, sebaiknya pewawancara menggunakan alat bantu, seperti alat tulis dan perekam.

Macam-Macam Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara tidak terstruktur
Pedoman wawancara tidak terstruktur adalah pedoman wawancara yang hanya memuat garis-garis besar wawancara: Wawancara disesuaikan dengan garis besar pembicaraan yang telah dipersiapkan. Dengan menggunakan pedoman ini, kreativitas pewawancara sangat diperlukan karena hasil wawancara lebih banyak tergantung dari pewawancara sendiri. Jenis wawancara demikian cocok untuk penelitian kasus.

Pedoman wawancara terstruktur/terstandar (standardized)
Pedoman wawancara terstruktur adalah pedoman wawancara yang disusun secara terperinci, seperti halnya kuesioner. Pedoman wawancara terstruktur terdiri dari sederetan pertanyaan.
Pewawancara memberikan tanda cek (✓) pada pilihan jawaban yang telah tersedia.

Faktor yang Mempengaruhi Hasil Wawancara
Pewawancara
Seorang pewawancara yang baik harus memenuhi persyaratan, seperti keterampilan mewawancarai, motivasi yang tinggi, dan rasa aman. Ia tidak ragu dan takut menyampaikan pertanyaan. Pewawancara juga harus menyampaikan pertanyaan yang merangsang responden untuk menjawabnya, menggali jawaban, dan mencatat semua hasil wawancara tersebut. Bila persyaratan wawancara terpenuhi hasil wawancara akan bermutu.

Informan
Informan dapat mempengaruhi hasil wawancara karena mutu jawaban yang diberikan tergantung pada apakah dia dapat menangkap isi pertanyaan dengan tepat dan bersedia menjawabnya dengan baik. Seorang pewawancara harus bisa mengarahkan responden dan sabar menghadapinya.

Topik penelitian
Topik penelitian atau daftar pertanyaan dapat mempengaruhi kelancaran dan hasil wawancara. Kesediaan responden untuk menjawab tergantung pada apakah ia tertarik pada masalah itu dan apakah topik tersebut sensitif atau tidak.

Situasi wawancara
Situasi wawancara adalah situasi yang timbul karena faktor-faktor waktu, tempat, ada tidaknya orang ketiga, dan sikap masyarakat pada umumnya.

Jenis-Jenis Wawancara
Ditinjau dari pelaksanaannya, maka wawancara dibedakan atas tiga macam.

Wawancara bebas (unguided interview)
Dalam wawancara jenis ini, pewawancara secara bebas bertanya apa saja tanpa harus menggunakan acuan pertanyaan.
Kebaikan metode ini adalah bahwa responden tidak menyadari sepenuhnya bahwa ia sedang diwawancarai. Responden bisa bersikap santai. Kelemahannya adalah arah pertanyaan menjadi kurang terkendali.

Wawancara terpimpin (guided interview)
Pada wawancara jenis ini, pewawancara membawa sederetan pertanyaan lengkap dan terperinci, seperti wawancara terstruktur.

Wawancara bebas terpimpin
Wawancara jenis ini merupakan kombinasi dari wawancara bebas dan wawancara terpimpin.

Sikap-Sikap yang Harus Dimiliki Pewancara
Saat melakukan wawancara, pewawancara harus dapat menciptakan suasana agar tidak kaku sehingga responden mau menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Untuk itu, sikap-sikap yang harus dimiliki seorang pewawancara adalah sebagai berikut.

1. Netral; artinya, pewawancara tidak berkomentar untuk tidak setuju terhadap informasi yang diutarakan oleh responden karena tugasnya adalah merekam seluruh keterangan dari responden, baik yang menyenangkan atau tidak.
2. Ramah; artinya, pewawancara menciptakan suasana yang mampu menarik minat si responden.
3. Adil; artinya, pewawancara harus bisa memperlakukan semua responden dengan sama. Pewawancara harus tetap hormat dan sopan kepada semua responden bagaimanapun keberadaannya.
4. Hindari ketegangan; artinya, pewawancara harus dapat menghindari ketegangan, jangan sampai responden merasa sedang dihakimi atau diuji. Kalau suasana tegang, responden berhak membatalkan pertemuan tersebut dan meminta pewawancara untuk tidak menuliskan hasilnya. Pewawancara harus mampu mengendalikan situasi dan pembicaraan agar terarah.

No comments:

Post a Comment